Tidak mau memberi maaf dan tidak dimaafkan membawa konsekwensi yang sama-sama berat. Menyimpan kesalahan itu bagaikan menumpuk racun dalam tubuh, sebentar lagi tubuh akan hancur digerogoti penyakit karena pengaruh racun tersebut. Itulah sebabnya mereka yang menyimpan dendam dan membiarkan kepahitan akan hidup tersiksa. Lihatlah wajah mereka yang hidup dengan sakit hati. Tidak ada senyum, urat wajahnya tegang, hatinya sering berdebar dan dadanya sering terasa sesak. Ujung-ujungnya adalah sakit, cepat tua atau bahkan masuk liang kubur lebih awal dari jadwal.
Pernahkah Anda merenungkan lagu "Mengapa tidakkah kau maafkan, mengapa kubertanya, mengapa tiada maaf darimu, kutahu pasti hatimu padaku." Tersurat betapa berat hati menanggung rasa bersalah karena tidak dimaafkan. Mereka yang menyadari kesalahannya kemudian minta dimaafkan, seharusnya segera diberi maaf. Jika tidak, mereka akan memikul beban rasa bersalah. Jika terlalu lama dibiarkan, rasa bersalah bisa berakibat psikosomatis.
Aku jadi ingat Edwin Chua, pengusaha mudah yang berhasil. Dalam umurnya yang ke 33 tahun sudah diangkat menjadi marketing manager untuk alat pendingin supermarket membawahi wilayah Asia. Sebuah prestasi hidup yang luar biasa. Namun sayang, pak Edwin mengeluh kalau dirinya menderita penyakit aneh, telinga kanannya budeg. Empat doker mengatakan kalau dirinya stress, namun dia menolaknya. Selidik punya selidik, ternyata dia menyembunyikan kebohongan terhadap isterinya. Ia takut perselingkuhannya ketahuan. Selama tiga tahun ia menyimpan rasa bersalah, dan selama tiga tahun pula telinga kanannya mengalami gangguan. Hasil diagnosa menunjukan tidak ada bakteri atau visus yang mengganggunya. Yang jelas ia menderita penyakit fisik karena ada gangguan kejiwaan.
Baik yang tidak mengampuni dan tidak dimaafkan akan menderita, itulah sebabnya belajarlah memberi pengampunan. Saat Anda melepaskan pengampunan, Anda sedang melepaskan atau mengeluarkan beban yang bukan milik Anda. Memaafkan (nasa) berarti to give away. Ngapain membawa beban yang bukan milik Anda? Setelah beban itu dilepaskan, hidup akan terasa ringan, itulah sebabnya kata mengampuni bisa berarti 'to lift up' atau 'menaikan sampai terapung' seperti kapal yang tidak kelebihan beban.
Life is short my friends. Hidup ini singkat kawan. Jangan dipenuhi dengan beban yang tidak perlu dibawa dalam perjalanan. Hidup ini hanya sekali dan wajib dinikmati. Meski sekali, tetapi kalau bisa dinikmati, tidak perlu minta dua kali. Maka belajarlah membangun gudang maaf. Maafkan mereka yang pernah bikin susah. Ampuni mereka yang sering salah mengerti. Berkati mereka yang sering bikin hati kecewa. Doakanlah musuhmu dan alami kemenangan dalam batinmu. Rejoice in the Lord always. And again I say REJOICE.
Renungan Oleh:
Pendeta Paulus Wiratno